Seperti semesta,,
menengadah..
menelusuk relung kosong sunyi tak berlentera..
di satu titik ,,
dan cahaya adalah pemandu,,
Jalan tak pernah teraba mata,,
Hanya terus saja bergerak,, dan entah apa maksudnya..
Di empat penjuru adalah hitam,,
dan di masing masing sisinya kesunyian yg mematikan..
diam tak kan menghasilkan apa-apa,,
juga sebaliknya,, beradu fikir adalah memperkeruh segalanya,
entah dimana,,
tak berujung,, tak berpangkal,, tak berbentuk pun tak bersudut,,
hanya kosong,,
sunyi ,, dan dingin,,
yg semakin menjadi..
..Tergelap-diterang..
Sabtu, 08 Januari 2011
Tergelap-Diterang
Diposting oleh Septian Widagdo di 01.36 0 komentar
Jumat, 31 Desember 2010
Dan pagi..
Belum trlalu pagi utk menyapa matahari,
Langit msh keruh,,
Dmn dingin dan sepi penguasa sudut sudut kegelapan,,
Antara lengkung bumi,, ujung langit dan lampu lampu kota..
Sesuatu hal menjadi luar biasa di sepagi ini,, dmn udara adlh murni dirinya..
Riuh alam pun tak trcampuri, walaupun dgn sdikit prgeseran,,
utk nanti..
Pagiq akan hilang beberapa wktu,, malam pun tampil seadanya,,
dmn grbang rnungq akan trtutup,,
rasional dan logika lbh mendominasi,, suatu kehilangan sbenarnya bagiq
namun bukan kah begitu?
Segala sesutu hrs seimbang,,
lalu bagaimana dgn aq tak pduli duniamu?
Diposting oleh Septian Widagdo di 05.50 0 komentar
Sabtu, 18 Desember 2010
sungai raya
mendekap kearah naungan biru,,
membentuk pusaran tanda ktiadaan, kmn mereka ktidak pastian sama halnya esok,,
aq,, dan satu persatu,, trbagi untuk tdk merata,, tapi bkn utk dia,,
dia yg menawan tawa utk snyum keabadian,,
yg prcaya akan datangnya putih diatas merah menyala,,
dmn sudah lama kbiasaan tk ada perubahan,,
dan senyum it tetap saja abadi,,
hutan ini krn hujan,, dan gumpalan awan ini dipunggung angin,, arah adlh kehendaknya,. Mentari membagi,, bumi menyambut,, alam bersorai duniapun biru,, brdinding tetes,, smkn brwarna
betapa indahnya,, hingga senyumq abadi..
Diposting oleh Septian Widagdo di 02.16 0 komentar
Minggu, 17 Oktober 2010
Tepian Garis Samar
Akankah ada disetiap tubuh memperoleh lingkaran hijau,, dengan sudut terang berpendar kilau .. dan diantara berjalan dan terbang tak pernah terdefinisi ,,, disini hati adalah biru,, dimana tawa adalah waktu,, terasa janggal jika kau bersayap tetapi tak tersenyum,, disni adalah tepian garis samar yang tak pernah bisa kau anggap,, tak ada yg terlogika ,, dan tak ada yg harus dianggap wajar,, seperti lekukan lekukan aneh segerombolan awan yg menantangku untuk melewatinya,, letupan besar merah jambu meledak dan memuntahkan ribuan sakura sakura kecil,, jatuh menuju bumi,, matahari membuatnya semakin merah dan angin tak hentinya membuatnya semakin berputar,,, dalam terbang membuatku tenag untuk segalanya
Diposting oleh Septian Widagdo di 04.15 0 komentar
Malam Mati
Seperti pijaran putih,, warnamu membagi bumi,, menggaung senandung kosong ,, alunmu membelah langit.. kentara merata sayap ,, mengepak jadi ,, berisyarat beku ,, gamang riuh berteriak lantang !! ,, awan putih kokoh lamban beranjak,, sedingin pinus terayun angin ,, sedingin senyum bulan terbuka awan,, malam mati yg panjang untukmu,,dan harap hujan tak terperi untukku
Diposting oleh Septian Widagdo di 04.03 0 komentar
Selasa, 05 Oktober 2010
Hitam langit Kegelapan
seperti membenamkan pemahamanku akanmu ,, ke dalam gelapnya ilusi keduniawian,, dan jarak kebenaran yg tertanam hakiki semakin hari semakin saja tidak terlihat,, terkurung sunyi,, terisolasi dari kegemparan ramai manusia,, dan pun tanpa tersadar mungkin aq mjd manusia yg lebih beriktikaf,, namun tetap saja aq terjebak di gemerlap duniamu,, maka aq lah semunafik munafiknya jiwa yg terkotor sekalipun,, aq butuh pertolongan .. dan dua kemungkinan ,, pertama .. berubahlah aq menjadi manusia yg lebih baik dikemudian harinya,, atau kedua ,, berhentilah nafas serta organ dan jaringan beserta segala galanya,, kemudian terang meredup dan gelap menguasa ,, hanya ada dingin dan sepi,, teruntuk maklhuk dibayangan kegelapan disana,, apakah benar sudah giliranku kali ini,,??
Diposting oleh Septian Widagdo di 11.40 0 komentar
Minggu, 26 September 2010
Menjalar dua arah di butiran langit
ini keras ,, ini kejam ,, ini perih ini,, menyedihkan ,, aq hina pun tak berharga ,,terinjak injak bukanlah soal,, dibalik hitam legamnya kenyataan aq masih pengaggum keindahan duniaMU ,, beri keras ,,beri aq perih ,,beri aq hal yang palng menyedihkan, biar terhina,, biar aq terinjak ,, asal jangan kau hentikan hujan pagiku,, aq hanya ingin hujan ,,aq hanya ingin hujan,, hanya aq dan hujan ,, dalam lebat hujan hanya aq dan indahnya duniaMU
Diposting oleh Septian Widagdo di 13.37 0 komentar